Thursday, May 24, 2012

Sebuah catatan tentang pemimpin

Selamat malam, post ini saya buat ditengah malem tepat pergantian hari sabtu. Dentang jam di ruang tamu masih menggema. Dan hari ini pikiran saya cukup terpenuhi dnegan berbagai kegiatan. Masih seputar ormawa dan kampus. Dan facebook dan twitter menjadi penghibur malam saya seperti biasa. Menemani dikala sepi diantara manusia lain yang sudah terbuai mimpi. Twing...akun chat saya menyala berganti indikator menjadi hijau. Hijau berarti jalan terus, siap terhubung dengan dunia luar. Saya tak tahu bagaimana kagumnya orang jaman dahulu jika ada dijaman sekarang. Kita bisa tahu segala hal dari ujung bumi satu ke ujung yang lain, walaupun faktanya bumi ini tidak berujung. Kita bahkan bisa tahu si Dia Menikah dengan dia, si X cerai dan selingkuh, bahkan kita bisa tahu si Y punya koleksi bra terbaru. Absrud..dan itu semua karena satu kata online
 ***
Dan saya nggak mau membahas hal absurd malam ini. Tadi setelah berada di on di line, tiba-tiba ada satu akun yang muncul dan juga sedang on di line yang mengingatkan saya bahwa saya ingin mempostikan sesuatu yang berkaitan dengan beliau. Beliau merupakan ketua dari ormawa yang saya ikuti. 
 ***
 Satu malam diantara hari-hari Jogja yang penuh demonstrasi menolak naiknya harga BBM, saya sedang asyik menyaksikan TV. Di layar TV malam itu sedang ada tayangan petinggi-petinggi yang sedang rapat, memutuskan apakah harga BBM naik atau tidak. Dan saya tercengang, dengan tingkah-tingkah wakil rakyat dalam rapatnya. Seperti itukah wakil rakyat kami? Pemimpin kami :( dan saya sedih saat itu. Saya berfikir, yaa..mereka kan memang hanya menjalankan tugas. Tapi memang tugas pemimpin itu seperti apa to? Dan saya tiba-tiba ingat ketua ormawa saya, sms terkirim mengenai kegalauan saya malam itu. Saya bertanya, pemimpin itu sebenarnya tugasnya apa to? Pemimpin itu harusnya gimana to?
“ Tuntutan menjadi pemimpin, menurut ilmu yang saya tahu adalah harus memiliki kapasitas diri :
  1. Mental yang kokoh dan sikap sabar
  2. Lapang dada dan ikhlas
  3. Paling dalam pemikirannya
  4. Paling luas cara pandangnya
  5. Bisa solid dalam penataan organisasinya
  6. Paling banyak manfaatnya untuk sesama
  7. Menjadi tauladan yang rajin dalam beramal ibadah

    Kurang lebih seperti itu kutipan dari pak ketua mengawali obrolan singkat kami mengenai pemimpi. Biar enak sebut saja Mas Rizal ( ya padahal memang namanya itu -_-). Saya ingin melanjutkan diskusi, tapi saya merasa ilmu saya masih terlalu sedikit, jadi saya cuma bertanya-tanya saja. Dan intinya dari mas Rizal saya menangkap bahwa setiap orang memang menginginkan kondisi ideal, misalnya pemimpin pengennya ya seperti ini, pemimpin yang harusnya seperti itu. Tapi manusia itu bukan makhluk yang sempurna, nah disini letak usaha manusia. Bahwa manusia itu wajib hukumnya untuk berusaha maksimal. Berusaha untuk mencapai kondisi ideal.

    Dan saya menjadi berfikir mungkin memang cara bilau-beliau diatas seperti itu. Rapat menentukan sesuatu untuk rakyat dengan cara 'seperti itu' cara yang mereka tahu & bisa saat ini. Dan itu mungkin memang sudah menjadi usaha terbaik mereka. Dalam hati saya bedoa semoga mereka terus dikuatkan untuk bisa berusaha lebih baik lagi. Amin.

Untuk rekan-rekan yang berdemo hari itu, terimakasih atas tidak ada anarki dalam demo kalian.
Saya teringat kata-kata dosen saya, beliau berkata “ Ketika kamu tidak puas akan sesuatu hal, rubah dia dengan kamu masuk ke dalam sistem, atau rubah dari luar,” lalu . . . . .
Dan post ditulis orang yang newbi masalah pemimpin dan rekan-rekannya. Sepertinya akan bersambung...

Sumber image : mrcoyle.edublogs.org

0 comments:

Post a Comment

Monggo napak tilas :D